Jumat, 05 Desember 2014

PERANAN INDUSTRI BATU BATA TERHADAP KEMISKINAN DAN DAMPAK YANG DITIMBULKAN

KATA PENGANTAR

              Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat dan kemurahannya tugas penelitian ini dapat kami selesaikan. Dalam penelitian ini kami membahas PERANAN INDUSTRI BATU BATA TERHADAP KEMISKINAN DAN DAMPAK YANG DITIMBULKAN. Tugas penelitian ini sengaja kami buat untuk menambah wawasan berpikir tentang peluang usaha dan peranannya terhadap tingkat kemiskinan.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan tugas penelitian ini, oleh karena itu kami sangat menghargai akan saran dan kritik yang membangun untuk lebih baik lagi. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga tugas penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.


Gunungsitoli Utara,    Oktober 2014

Penulis













                                                                                                          
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sektor industri memberikan kontribusi yang sangat penting terhadap penyerapan tenaga kerja. Meningkatnya jumlah penduduk sekaligus akan menambah jumlah tenaga kerja di daerah industri sehingga mendorong terciptanya berbagai aktifitas ekonomi dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dengan demikian untuk memenuhi kebutuhan itu, maka lahirlah bermacam-macam usaha industri yang menghasilkan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat dengan satu tujuan yaitu dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat serta mendukung program pembangunan daerah.
Dalam meningkatkan industri maka yang perlu dikembangkan adalah industri yang digunakan masyarakat banyak yang bisa menyerap tenaga kerja sebanyak mungkin seperti industri kecil. Kita menyadari bahwa sektor usaha kecil memiliki peranan yang penting dalam menjawab tantangan-tantangan pembangunan yaitu perluasan lapangan pekerjaan bagi angkatan kerja yang terus bertambah jumlahnya, peningkatan penghasilan masyarakat secara lebih merata dan peningkatan ekspor. Oleh sebab itu kita harus memelihara komitmen yang besar terhadap upaya peningkatan sektor usaha kecil.
Jenis-jenis industri yang dapat digarap di daerah perdesaan meliputi industri makanan dan minuman, industri tekstil, pakaian jadi dan kulit, industri kayu dan barang non kayu, industri mineral bukan logam (kecuali minyak bumi dan batu bara) dan industri logam (Hadi Prayitno dan Lincolin Arsyad, 1987: 65).
Industri kecil dan industri rumah tangga adalah suatu bentuk perekonomian rakyat di Indonesia, apabila dikembangkan akan mampu memecahkan masalah-masalah dasar pembangunan di Indonesia. Industri ini juga mampu untuk membantu tercapainya pertumbuhan ekonomi nasional. Industri kecil berperan dalam menciptakan suatu proses industrialisasi di Indonesia yang berkesinambungan. Industrialisasi yang berkesinambungan adalah suatu proses industrialisasi yang tidak menciptakan ketergantungan industri-industri yang tercipta oleh proses itu terhadap pasar luar negeri (Gembong Tjitrosoepomo dkk, 1991: 35).
Industri rumah tangga di perdesaan yang memberikan andil dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan peningkatan pendapatan rumah tangga salahsatunya adalah industri rumah tangga batu bata. Industri rumah tangga batu bata merupakan industri rumah tangga yang memanfaatkan bahan baku berupa tanah dan diolah dengan proses pengolahan yang sederhana.
Kemunculan usaha industri ini ibarat jamur di musim penghujan. Tumbuh dan bahkan berkembang biak di Kepulauan Nias karena dari waktu kewaktu jumlah usahanya terus bertambah secara signifikan sejalan dengan perkembangan pembangunan. Pembuatan batu bata yang diawali dari merancah lumpur, mencetak, melangsir dan mengeringkan sampai pada tahap pembakaran akan menyerap tenaga kerja karena jenis industri ini merupakan usaha padat karya. Selain itu juga akan menimbulkan usaha sampingan lain berupa pengangkutan dan perdagangan.
Kehadiran usaha industri batu bata ini sudah ada sejak lama sebagai salah satu jenis usaha masyarakat yang dilakukan perorangan atau keluarga, disamping usaha-usaha lain seperti pertanian. Ketinggian permukaan tanah dari permukaan laut dengan kondisi tanah yang cukup potensial yang mendorong masyarakat mengusahakan pembangunan industri batu bata ini.
Berdasarkan uraian yang sudah dipaparkan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul PERANAN INDUSTRI BATU BATA TERHADAP KEMISKINAN DAN DAMPAK YANG DITIMBULKAN

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, peneliti menentukan rumusan masalah penelitiannya sebagai berikut :
1.      Bagaimana dampak negatif aktivitas industri batu bata terhadap keadaan lingkungan ?
2.      Bagaimana usaha konservasi tanah bekas galian bahan baku batu bata yang dilakukan oleh petani pengusaha batu bata ?
3.      Bagaimana peranan pendapatan industri batu bata terhadap tingkat kemiskinan rumah tangga petani pengusaha batu bata ?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1.      Dampak negatif aktivitas industri batu bata terhadap keadaan lingkungan.
2.      Usaha konservasi tanah bekas galian bahan baku batu bata yang dilakukan oleh petani pengusaha batu bata.
3.      Peranan pendapatan industri batu bata terhadap tingkat kemiskinan rumah tangga petani pengusaha batu bata.

D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat :
1.      Bagi penulis menambah wawasan berfikir tentang peluang usaha dan peranannya terhadap tingkat kemisikinan.
2.      Sebagai acuan para petani pengusaha batu bata untuk bahan telaah bagi usaha yang telah dilakukan.
3.      Sebagai bahan masukan kepada pembaca dan peneliti lebih lanjut.


BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Landasan Teori                                                           
     1. Kajian Industri
         a. Definisi Industri
Menurut UU No.5 Tahun 1984 Tentang Perindustrian, industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.
Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia, perusahaan atau usaha industri adalah suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu, dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada seorang atau lebih yang bertanggungjawab atas usaha tersebut.

         b. Klasifikasi Industri
            Menurut UU No.5 Tahun 1984 Tentang Perindustrian, jenis industri adalah bagian suatu cabang industri yang mempunyai ciri khusus yang sama dan/atau hasilnya bersifat akhir dalam proses produksi.
            Klasifikasi Industri menurut Badan Pusat Statistik, industri digolongkan menjadi empat menurut banyaknya tenaga kerja, yaitu:
1)      Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja antara 1-4 orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya.
2)      Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang, Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relatif kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara.
3)      Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemapuan manajerial tertentu.
4)      Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemapuan dan kelayakan.
Berdasarkan penggolongan industri menurut BPS maka industri batu bata termasuk kedalam golongan industri rumah tangga karena pada umumnya jumlah tenaga kerja yang digunakan tidak lebih dari empat orang dan masih menggunakan proses sederhana dalam produksinya.

     2. Kajian Industri batu Bata
         a. Pengertian Industri Batu Bata
Industri batu bata merupakan industri yang memanfaatkan tanah sebagai bahan baku utama. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan industri batu bata yaitu suatu proses produksi yang di dalamnya terdapat perubahan bentuk dari benda yang berupa tanah liat menjadi bentuk lain (batu bata), sehingga lebih berdaya guna. Industri rumah tangga batu bata sebagai industri rumah tangga mempunyai ciri-ciri yaitu: 1) modal kecil, 2) usaha dimiliki pribadi, 3) menggunakan teknologi dan peralatan yang sederhana, 4) jumlah tenaga kerja relatif sedikit. Sedangkan sifat industri rumah tangga batu bata adalah bersifat tidak berbadan hukum.

         b. Proses Pembuatan Batu Bata Tradisional
Industri batu bata secara tradisional adalah suatu jenis kegiatan industri kecil dan industri rumah tangga yang seluruh proses pembuatannya masih dilakukan secara manual. Dalam pembuatan batu bata terdapat tahapan-tahapan sebagai berikut:
1)     Penggalian bahan mentah
      Kegiatan penggalian tanah dilakukan pada kedalaman tertentu yaitu 1 sampai 2 meter, karena apabila dalamnya lebih dari 1 meter kualitas tanah kurang baik untuk pembuatan batu bata disebabkan oleh kandungan air yang cukup banyak sehingga berpengaruh terhadap hasil pembuatan batu bata.
2)     Persiapan pengolahan bahan
      Menyiapkan bahan untuk pembentukan batu bata yang dimaksud dengan penyiapan bahan ini adalah penghancuran tanah, pembersihan kotoran, kemudian pencampuran dengan air sehingga bahan menjadi cukup lunak untuk dibentuk batu bata.
3)     Membuat adonan
      Adonan batu bata dibuat dengan cara mencampurkan tanah liat dengan air dan campuran lain seperti abu sisa pembakaran, adonan ini kemudian diinjak-injak menggunakan kaki untuk mendapatkan hasil adonan yang baik.
4)     Mencetak
      Setelah adonan jadi, kemudian adonan di cetak kotak-kotak persegi panjang dengan cetakan batu bata yang terbuat dari kayu berukuran 6cm × 10cm × 20cm.
5)     Proses pengeringan batu bata
      Cara pengeringan adalah dengan menjemur batu bata di tempat terbuka, waktu yang dibutuhkan untuk proses pengeringan adalah 5-6 hari tergantung cuacanya.
6)     Proses pembakaran batu bata
      Pada proses ini batu bata yang sudah kering dan tersusun rapi sudah siap untuk dibakar, akan tetapi pembakaran batu bata tergantung dari keinginan perajin dan kondisi keuangan perajin. Biasanya dalam satu bulan proses pembakaran yang dilakukan satu kali. Dalam proses pembakaran batu bata ini disediakan tempat khusus atau dibuatkan rumah-rumahan yang disebut brak. Proses pembakaran menggunakan sekam bakar atau berambut.
7)     Pemilihan/seleksi batu bata
      Tumpukan batu bata yang sudah dibakar dibiarkan selama kurang lebih satu minggu agar panasnya berangsur-angsur turun. Setelah dingin tumpukan batu bata tersebut dibongkar dan diseleksi untuk kemudian di jual.

         c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Industri Batu Bata
1)      Bahan Baku
      Menurut UU No.5 Tahun 1984 Tentang Perindustrian, bahan baku industri adalah bahan mentah yang diolah atau tidak diolah yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana produksi dalam industri. Batu bata dibuat dari bahan dasar lempung atau tanah liat ditambah dengan bahan penolong berupa air dan sekam (berambut). Lempung adalah tanah hasil pelapukan batuan keras, seperti: basalt (batuan dasar), andesit, dan granit (batu besi). Bahan baku tambahan yang digunakan dalam pembuatan batu bata adalah air. Air digunakan untuk membantu proses pengolahan bahan mentah dan proses pencetakan.
2)      Bahan Bakar
      Pembangkit tenaga diperlukan untuk menjalankan mesin dan peralatan produksi yang berada di dalam industri tertentu. Terjaminnya kelangsungan sumber tenaga ini berarti terjaminnya pelaksanaan kegiatan produksi dalam industri yang bersangkutan (Daljoeni, 1992: 59). Proses pembakaran batu bata menggunakan bahan bakar berupa sekam bakar atau kayu bakar untuk membakar batu bata yang sudah dicetak dan dikeringkan. Biasanya pembakaran dilakukan dalam sebuah tempat yang sudah disediakan, atau brak.


3)      Tenaga Kerja
      Menurut UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Tenaga kerja merupakan suatu faktor produksi sehingga dalam kegiatan industri diperlukan sejumlah tenaga kerja yang mempunyai keterampilan dan kemampuan tertentu sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pada Industri kecil dan Industri rumah tangga seperti pada industri batu bata, biasanya tenaga kerjanya terdiri dari dua kategori, yaitu tenaga kerja dari dalam keluarga dan tenaga kerja dari luar keluarga.
4)      Modal
      Modal merupakan faktor yang sangat penting dalam kelancaran suatu produksi industri. Modal usaha dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu modal sendiri dan modal luar. Modal sendiri adalah modal yang dimaksudkan oleh partisipasi pemilik, yang seterusnya akan dioperasikan selama usaha tersebut masih berjalan. Sedangkan modal luar adalah modal yang diperoleh dari pinjaman-pinjaman yang akan dioperasikan selama waktu tertentu, karena harus dikembalikan dengan disertai bunga (Murti Sumarni dan John Soeprihanto, 1993: 273). Modal dalam industri batu bata dibedakan menjadi dua, yaitu:
a)       Modal tetap dalam industri batu bata berupa peralatan yang dipakai untuk proses pembuatan batu bata, seperti cangkul, alat pencetak dan tempat untuk proses pembakaran (brak).
b)      Modal operasional dalam proses produksi batu bata adalah modal yang digunakan untuk membeli kebutuhan yang berkaitan dengan usaha industri batu bata, seperti membeli bahan baku, membeli bahan bakar dan mengupah tenaga kerja.
5)      Pemasaran
      Menurut John Soeprihanto, pemasaran merupakan suatu sistem keseluruhan dari suatu kegiatan yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan para pembeli (Murti Sumarni dan John Soeprihanto, 1993: 217).
6)      Transportasi
      Peranan transportasi erat kaitaannya dengan sarana untuk pengangkutan bahan mentah ketempat produksi sekaligus sebagai alat pengangkutan dalam usaha pemasaran hasil produksi. Dearah-daerah dengan sarana trasportasi yang baik sangat menguntungkan bagi berdirinya suatu industri. Fasilitas transportasi merupakan hal penting bagi setiap industri karena transportasi yang baik dan cepat akan mendukung kelancaran proses produksi (Daljoeni, 1992: 61).

     3. Kajian Dampak Lingkungan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 290), dampak adalah pengaruh kuat yang mendatangkan akibat, baik akibat negatif maupun akibat positif. Usaha industri batu bata dapat memberikan dampak positif maupun negatif. Dampak positifnya yaitu memberikan pendapatan tambahan bagi rumah tangga petani yang mengusahakan industri batu bata, sedangkan dampak negatifnya yaitu industri batu bata dapat merusak lingkungan terutama kualitas dan kuantitas tanah. Penggalian tanah untuk bahan baku batu bata dapat mempengaruhi kemampuan tanah untuk membentuk struktur tanah kembali, sehingga dapat mendorong kemerosotan sumberdaya tanah baik kuantitas maupun kualitasnya. Gejala fisik yang tampak jelas di lingkungan industri batu bata adalah semakin tipisnya lapisan tanah, sehingga kemampuan fungsi tanah sebagai media tumbuh tanaman dan media pengatur daur air menjadi terbatas. Kerusakan lingkungan, terutama kerusakan tanah biasanya diatasi dengan mengadakan konservasi lahan pada lahan yang telah rusak.
Menurut Ananto Kusuma Seta (1987:13) pada dasarnya konservasi tanah adalah penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tanah tersebut tidak cepat rusak. Usaha konservasi tanah disamping ditujukan untuk mencegah kerusakan tanah akibat erosi dan memperbaiki tanah-tanah yang rusak, juga ditujukan untuk menetapkan kelas kemampuan tanah dan tindakan-tindakan (perlakuan) yang diperlukan agar tanah tersebut dapat digunakan seoptimal mungkin dalam jangka waktu yang tidak terbatas.

Ada tiga metode yang dapat digunakan untuk melakukan konservasi lahan, yaitu :
a.  Metode Vegetatif
            Metode vegetatif dilakukan dengan cara penanaman berbagai jenis tanaman. Fungsinya untuk melindungi tanah terhadap daya tumbukan air hujan, melindungi tanah terhadap daya perusak aliran diatas permukaan tanah dan memperbaiki penyerapan air oleh tanaman (Ance Gunarsih Kartasapoetra,
1991: 145).
b.  Metode Mekanis
            Metode mekanis adalah usaha konservasi tanah melalui pengolahan tanah yang bertujuan untuk menciptakan kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman (Ananto Kusuma Seta, 1987:146).
c.   Metode Kimiawi
            Metode kimiawi didasarkan pada pemanfaatan Soil Conditioner (bahan pemantap tanah), baik berupa bahan alami maupun buatan untuk memperbaiki struktur tanah (Ance Gunarsih Kartasapoetra, 1991: 163).

     4. Kajian Peranan Industri Batu Bata Terhadap Kemiskinan
         a. Peranan Industri Batu Bata
            Peranan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai tindakan yang dilakukan seseorang dalam suatu peristiwa (2008: 1.050). Peranan industri batu bata dalam penelitian ini diartikan sebagai andil atau kontribusi pendapatan industri batu bata terhadap besarnya tingkat kemiskinan rumah tangga petani pengusaha batu bata. Pendapatan industri batu bata dapat memberikan tambahan pendapatan terhadap total pendapatan rumah tangga sehingga dapat mempengaruhi tingkat kemiskinan rumah tangga.

         b. Kemiskinan
            Sajogyo dalam Hadi Prayitno dan Lincoln Arsyad (1987:7) mengemukakan definisi kemiskinan adalah suatu tingkatan kehidupan yang berada dibawah standar kebutuhan minimum yang ditetapkan berdasarkan atas kebutuhan pokok pangan yang membuat orang cukup bekerja dan hidup sehat berdasarkan atas kebutuhan beras dan kebutuhan gizi.
Hadi prayitno dan Lincoln Arsyad (1987: 36) mengemukakan aspek kemiskinan yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut:
1)      Kemiskinan multidimensional, artinya karena kebutuhan manusia itu bermacam-macam maka kemiskinan pun meliputi aspek primer yang berupa miskin akan asset-asset, organisasi sosial dan politik dan pengetahuan serta keterampilan, dan aspek sekunder yang berupa miskin akan jaringan sosial, sumber-sumber keuangan dan informasi. Dimensi-dimensi tersebut memanifestasikan diri dalam bentuk kekurangan gizi, air dan perumahan yang tidak sehat dan perawatan kesehatan serta pendidikan yang kurang baik.
2)      Aspek-aspek kemiskinan saling berkaitan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini berarti bahwa kemajuan dan kemunduran pada salah satu aspek dapat mempengaruhi  kemajuan atau kemunduran pada aspek yang lainnya.

B. Kerangka Berpikir
        Pendapatan dari sektor pertanian yang rendah mendorong penduduk di daerah perdesaan, terutama rumah tangga petani berusaha mencari sumber pendapatan tambahan di luar sektor pertanian, salah satunya yaitu usaha industri batu bata. Produktivitas batu bata umumnya sangat tergantung dengan musim. Salah satu faktor dari berkembangya industri batu bata adalah pemasaran. Keberadaan industri batu bata dapat berdampak negatif bagi lingkungan bekas penggalian bahan baku, sehingga perlu adanya upaya konservasi yang dilakukan oleh petani pengusaha agar lahan dapat digunakan kembali untuk kegiatan pertanian. Pendapatan yang dihasilkan dari usaha industri batu bata dan usaha pertanian secara bersama-sama akan memberikan sumbangan terhadap total pendapatan rumah tangga dan akan mempengaruhi tingkat kemiskinan rumah tangga petani pengusaha industri batu bata.


BAB III
METODE PENELITIAN
A.      Lokasi Penelitian
            Dalam penulisan penelitian ini, penulis melakukan penelitian disalah satu industri batu bata pada khususnya, penelitian dilaksanakan di UD. HA ZEDONA, yang berada di Desa Lawira Satua Kecamatan Lotu.

B.       Populasi dan Sampel
              Populasi adalah sekelompok yang lengkap. Populasi dalam penelitian ini adalah industri batu bata. Sedangkan Sampel yaitu himpunan bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi penelitian. adapun Sampel dalam penelitian ini adalah produk dari industri batu bata UD. HA ZEDONA.

C.      Jenis dan Sumber Data
              Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan oleh peneliti adalah kualitatif dimana data tersebut diperoleh berupa pernyataan atau tulisan yang dijadikan pertimbangan dan memperoleh suatu kesimpulan untuk memperjelas  pemecahan masalah berupa tanggapan responden.

Sumber data:
1.      Data Primer, dimana data tersebut diperoleh melalui hasil penelitian langsung terhadap objek yang diteliti. Data tersebut diperoleh melalui observasi, wawancara dari responden.
2.      Data Sekunder, dimana data tersebut diperoleh dari berbagai sumber dan informasi yang berkaitan dengan kajian yang diteliti.

D.      Metode Pengumpulan Data
              Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.      Riset Kepustakaan, dimana metode ini diperoleh dengan cara melakukan peninjauan pustaka dari berbagai literatur karya ilmiah, majalah dan buku-buku yang menyangkut teori-teori yang relevan dengan masalah yang dibahas.
2.      Riset Lapangan, dimana metode ini diperoleh dengan melakukan penelitian dilokasi secara langsung yang terdiri dari;
a)      observasi, yaitu mengadakan pengamatan secara langsung pada industri batu bata khususnya di industri batu bata UD. HA ZEDONA.
b)      wawancara, yaitu mengambil data-data dengan mendatangi pemilik dari usaha  untuk mendapat informasi yang jelas.

E.       Variabel Penelitian
              Berdaasarkan pokok permasalahan dari hipotesis yang telah dikemukakann maka variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:
1.      variabel bebas, yang dilambangkan dengan huruf X adalah faktor yang mempengaruhi vaariabel terikat. variabel bebas dalam hal ini adalah batu bata.
2.      variabel terikat, yang dilambangkan dengan huruf Y adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, variabel terikat dalam hal ini adalah peranan industri batu bata terhadap kemiskinan dan dampak yang ditimbulkan.

F.       Metode Analisis
              Analisis data yang dilakukan dengan cara menganalisis jawaban –jawaban yang telah diberikan responden yang tercantum pada angket. Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik stalitis infresional korelasional.


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.      Dampak negatif yang ditimbulkan dari adanya aktivitas industri batu bata terhadap keadaan lingkungan di Desa Sitimulyo ada lima, yaitu (a) menurunnya kuantitas tanah yang menyebabkan banyak tanah sawah berlubang-lubang dengan ketinggian yang berbeda-beda sehingga dapat mempengaruhi kemampuan tanah dalam menyimpan air, terutama saat musim penghujan dapat menyebabkan genangan; (b) menurunnya kualitas tanah sehingga menurunkan tingkat kesuburan tanah; (c) rusaknya jaringan irigasi di areal persawahan; (d) polusi udara saat pembakaran yang menyebabkan bau tidak sedap; (e) dan rusaknya jalan desa yang sering dilalui oleh truk pengangkut batu bata. Dampak negatif yang paling banyak dirasakan oleh petani pengusaha batu bata di daerah penelitian adalah menurunnya kuantitas tanah.
2.      Usaha konservasi pada lahan bekas industri batu bata pada umumnya belum maksimal. Usaha konservasi yang paling banyak dilakukan adalah dengan memberi pupuk kandang, sisanya melakukan konservasi dengan menguruk lahan, memberi pupuk kompos dan memberi pupuk kimia. Alasan responden tidak melakukan konservasi paling banyak disebabkan karena lahan yang mereka gunakan untuk industri batu bata hanyalah lahan yang di sewa, alasan lain yaitu tidak ada perjanjian dengan pemilik lahan dan tidak memiliki hewan ternak.
3.      Perbedaan produktivitas batu bata pada saat musim kemarau dan musim penghujan disebabkan oleh perbedaan dalam lamanya proses penjemuran dan pencetakan batu bata. Rata-rata produktivitas batu bata pada musim kemarau adalah 25.433 biji batu bata tiap tobong (brak), sedangkan pada musim hujan rata-rata produktivitas dalam satu tobong pembakaran (brak) adalah 18.400 biji batu bata atau rata-rata produktivitasnya turun sebanyak 27,65 % untuk tiap tobong pembakaran pada saat musim penghujan.
4.      Peranan industri batu bata adalah meningkatkan total pendapatan rumah tangga yang dapat mempengaruhi tingkat kemiskinan rumah tangga petani. Tingkat kemiskinan petani sebelum mengusahakan industri batu bata sebagian besar tergolong dalam kriteria miskin, sedangkan setelah petani mengusahakan industri batu bata rumah tangga petani berada di atas garis kemiskinan atau adanya peningkatan pendapatan dari sebelumnya.

B.     Saran

Sebagai tindak lanjut dari penelitian ini, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut :
1.      Bagi pemerintah
a.       Perlu dibentuk tim penyuluhan untuk memberikan tambahan pemahaman kepada petani pengusaha batu bata agar mereka lebih paham mengenai dampak negatif yang ditimbulkan dari usaha industri batu bata serta memberikan penyuluhan mengenai cara0-cara konservasi lahan bekas industri batu bata yang efektif.
b.      Perlu diadakan pelatihan ketrampilan kewirausahaan untuk petani pengusaha batu bata agar mereka dapat lebih kreatif dan memiliki alternatif pekerjaan lain dalam mencari tambahan pendapatan, sehingga tidak bergantung lagi dengan usaha industri batu bata yang dalam jangka waktu panjang dapat merusak dan mengurangi kualitas lingkungan.
c.       Perlu dibuat kebijakan mengenai ijin usaha penambangan lahan pertanian untuk industri batu bata agar perkembangan industri batu bata dapat dikontrol, mengingat berbagai dampak negatif yang ditimbulkan terhadap keadaan lingkungan, terutama lahan pertanian.
2.      Bagi Petani
a.       Hendaknya senantiasa mengikuti penyuluhan-penyuluhan atau pelatihan dibidang pertanian untuk meningkatkan wawasan mengenai pentingnya menjaga kualitas tanah pertanian.
b.      Perlu adanya kerjasama petani pengusaha batu bata dengan pihak terkait, terutama Dinas Pertanian dan Badan Lingkungan Hidup dalam hal usaha konservasi lahan bekas galian industri batu bata.

2 Komentar:

Pada 25 Oktober 2016 pukul 10.22 , Blogger google+ mengatakan...

mohon agar postingan lebih valid ditambahkan daftar rujukan..trims

 
Pada 3 Maret 2022 pukul 15.46 , Blogger edmaundrackliff mengatakan...

Caesars Casino and Resort Review | DRMCD
Caesars Casino & Resort is located in Northern California near the 나주 출장샵 Santa 포천 출장샵 Barbara Mountains. 광주 출장샵 It also has a 대전광역 출장샵 casino and 창원 출장마사지 several restaurants on site.

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda